Pendakian Gunung Kelud, Via jalur Tulungrejo – Blitar

Pendakian Gunung Kelud, Via jalur Tulungrejo – Blitar



Pendakian Gunung Kelud via Tulungrejo Blitar! Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api yang aktif di Jawa Timur. Sampai saat ini masih ada polemik tentang kepemilikan gunung kelud, terutama di puncak antara Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri. Sehingga terdapat dua akses utama untuk menikmati gunung kelud, yaitu dari Blitar dan Kediri. Jika kamu suka mendaki gunung, coba deh naik gunung butak dari Blitar.

Salah satu kelebihan menikmati Gunung Kelud Kelud dari Blitar adalah bisa mencapai bibir kawah. Sedangkan akses dari Kediri belum bisa sampai bibir kawah. Meskipun begitu, dibutuhkan perjuangan ekstra untuk mencapai dan menikmati kawah gunung Kelud ini. Karena untuk menikmatinya diharuskan untuk melakukan pendakian ke gunung kelud via Blitar dengan waktu tempuh sekitar 4 – 6 jam perjalanan.

Apabila tertarik rute lain, bisa coba cek Pendakian Gunung Kelud via Karangrejo, Garum, Blitar.

Kemarin tim Jelajah Blitar menengok pos pendakian Gn. Kelud via Blitar yang terletak di Ds. Tulungrejo, Kec. Gandusari, Kab. Blitar. Meskipun sebenarnya juga ada satu lagi pos pendakian yaitu di Ds. Karangrejo, Garum. Namun untuk saat ini jalur resmi yang sudah dibuka adalah via Tulungrejo, Blitar. Jadi kami sarankan apabila memang mau mendaki lebih baik melalui jalur Tulungrejo.

Candi Kotes

Candi Kotes



Candi Kotes I mempunyai ukuran panjang 360 cm, lebar 224 cm, tinggi 142 cm, dan struktur bangunan candinya hanya tinggal bagian kaki candi yang berbentuk segi empat. Bangunan candi menghadap ke barat dan pada bagian timur laut candi terdapat pahatan angka 1223 Saka (1301 M). Di atas kaki candi terdapat dua buah altar dan satu miniatur candi. Miniatur candi ini memiliki tiga bagian yaitu atap candi, tubuh candi dan kaki candi. Di bagian tubuh candi terdapat pintu gerbang yang menghadap ke arah barat dan di atas pintunya tersebut terdapat hiasan berupa kala, sedangkan di sisi sebelah utara, timur dan selatan tubuh candi terdapat relung-relung semu yang di atasnya juga terdapat hiasan kala. Bagian atap candi berbentuk kubus yang penuh dengan ukiran dan hiasan antefik.

Candi Kotes II[sunting | sunting sumber]

Candi Kotes II kondisi bangunannya masih baik dan mempunyai ukuran panjang 754 cm, lebar 537 cm dan tingginya 90 cm. Candi Kotes II berbentuk segiempat, dan bangunan yang tersisa hanya berupa dasar candi dan tangga masuk yang berada di sebelah barat, sedangkan di sisi tangga terdapat pahatan angka tahun 1222 Saka (1300 M).


Candi Wringin Branjang

Candi Wringin Branjang


Candi Wringin Branjang adalah sebuah candi terletak di Desa Gadungan, Kecamatan GandusariKabupaten BlitarJawa Timur. Candi ini letaknya masih satu kompleks dengan Situs Gadungan, jaraknya sekitar 100 m di sebelah barat Situs Gadungan I. Candi yang terbuat dari batu andesit ini memiliki bentuk yang sangat sederhana. Struktur bangunannya tidak memiliki kaki candi, tetapi hanya mempunyai tubuh dan atap candi saja, dengan ukuran panjang 400 cm, lebar 300 cm dan tingginya 500 cm. Sedangkan pintu masuknya berukuran lebar 100 cm, tingginya 200 cm dan menghadap ke arah selatan. Pada bagian dinding tidak terdapat relief atau hiasan lainnya, tetapi dinding-dinding ini memiliki lubang ventilasi yang sederhana. Bentuk atap candi menyerupai atap rumah biasa, dan diduga bangunan candi ini merupakan tempat penyimpanan alat-alat upacara dari zaman Kerajaan Majapahit yakni pada abad ke 15 M.
Air Terjun Coban Wilis

Air Terjun Coban Wilis



Di Blitar, anda tidak hanya saja menemukan banyak obyek wisata yang mengan dung sejarah dan perjuangan pahlawan jaman dahulu, namun di salah satu kota di Jawa Timur ini anda juga bisa menemukan pemandangan dari pesona alam yang sangat sayang jika anda lewatkan. Seperti Grojogan Coban Wilis yang memiliki pesona menawan.

Mungkin Blitar selama ini lebih banyak dikenal karena wisata sejarahnya seperti makam Bung Karno, museum dan perpustakaan Bung Karno dan lainnya, namun ternyata Blitar juga mempunyai obyek wisata lainnya yang sayang untuk anda lewatkan jika anda berkunjung kesana, seperti obyek wisata Grojogan Coban Wilis salah satunya,

Grojogan yang dalam bahasa Indonesia berarti air terjun ini terletak di Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Lebih tepatnya dihulu Kali Semut di kawasan gunung Kelud. Jika anda datang kesini, anda tidak hanya akan menemukan satu air terjun namun ada tiga rangkaian yang semakin menambah daya tarik dari tempat ini. 

Air terjun pertama yang akan anda temui dinilai masyarakat atau wisatawan yang datang sebagai yang paling menarik karena walaupun tidak tinggi, air terjun ini mempunyai bentuk bertingkat. Lalu air terjun kedua mempunyai ukuran paling kecil di antara tiga lainnya namun ini tidak mengurangi keindahan air terjun tersebut. Lalu yang terakhir, yang terletak di hilir dari air terjun perdana dan kedua mempunyai ketinggian paling tinggi, yaitu sekitar 100 meter. Menurut pemberitahuan warga setempat, Grojogan Coban Wilis ini ditemukan oleh Pak Kastoro yang seorang warga Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. 

Pesona daya tarik dari tempat ini sangatlah indah, anda bisa melihat dinding bebatuan yang dialiri air terjun berkilauan di bawah terik matahari, apalagi juga terdapat lapisan hijau yang berasal dari lumut atau tumbuhan tertentu yang makin membuat dinding bebatuan tersebut nampak sangatlah cantik. Pepohonan yang rindang di sekeliling area air terjun juga menciptakan udara atau hawa yang sejuk dan segar, jauh berbeda dengan yang kita temukan di kota-kota besar.

Obyek wisata yang satu ini kebanyakan disukai oleh para pecinta alam atau anggota pramuka yang biasanya mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan alam seperti berkemah atau yang lainnya. Memang untuk mencapai lokasi dari ketiga air terjun di atas tidak lah mudah, anda harus melalui jalan dan rute yang lumayan panjang dengan medan berbatu dan berkelok-kelok. Selanjutnya anda bisa mengikuti terus jalan setapak yang kira-kira 6-7 Km jauhnya yang ditempuh kurang lebih selama 2 jam dengan naik turun 5 bukit.  Sampai di bukit ke lima atau terakhir, jalan setapak akan menurun, dan itu sudah sangat dekat dengan air terjun, sebenarnya pada bukit ke tiga, bunyi atau suara air terjun sudah terdengar. Hanya saja suara itu adalah suara dari air terjun yang pertama, perlu diketahui juga bahwa disana terdapat 3 air terjun, namun ujung jalan setapak yang kita lalui justru berakhir pada air terjun yang ke tiga atau terakhir, boleh dibilang itu adalah air terjun utama. 

Fasilitas di Grojogan Coban Wilis

Mengingat lokasi Coban Wilis yang masih susah ditempuh, anda jangan berharap bisa menemukan berbagai fasilitas-fasilitas penunjang seperti yang biasa anda temukan di tempat wisata lainnya. Mungkin hanya ada beberapa fasilitas yang itupun berasal dari rumah warga yang lokasinya sebelum anda memasuki area Grojogan Coban Wilis dan tentunya itu lumayan jauh. Fasilitas yang disediakan warga hanya berupa lahan parkir untuk kendaraan bermotor anda dan kamar mandi umum bagi para wisatawan. Selain itu anda dipastikan tidak akan menemukan fasilitas lainnya apalagi warung, jadi anda harus mempersiapkan bekal makanan dan minuman yang cukup dari rumah.

Sepertinya pemerintah Blitar harus lebih memperhatikan obyek wisata yang satu ini karena daya tariknya bisa menggaet banyak wisatawan yang penasaran dengan Coban Wilis. Walaupun tidak harus langsung membangung fasilitas-fasilitas baru, setidaknya mereka bisa memikirkan bagaimana cara untuk memudahkan akses pengunjung menuju ke air terjun di sana.

Rasa haus anda akan pemandangan alam yang cantik dan belum tersentuh tangan-tangan manusia akan dipuaskan dengan spot-spot menarik nan menawan yang bisa anda temukan di sana. Ada tiga air terjun yang masing-masing bisa anda kunjungi untuk mengambil foto bersama teman, keluarga atau hanya sekedar berselfie ria. Air terjun yang kedua karena ketinggiannya yang paling pendek juga memungkinkan anda menikmati pemandangan dan sejuknya air yang mengalir dari dekat. Lalu di air terjun yang terakhir anda bisa mengambil gambar panorama sekitar Coban Wilis sembari duduk-duduk di atas bebatuan yang ada di sekitar sungai. Namun jika anda tidak mau kamera anda rusak karena terkena cipratan air, pastikan untuk membawa kamera yang tahan air.

Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar

Kecamatan Gandusari Kabupaten Blitar


Kecamatanan Gandusari adalah satu wilayah dari 22 kecamatan yang terletak di Blitar paling utara yang berdekatan dengan kaki Gunung Kelud maupun Gunung Kawi. Kecamatan Gandusari cenderung mempunyai struktur tanah yang subur karena posisi tersebut.

Batas-batas Kecamatan Gandusari adalah sebagai berikut:

  • Barat : Kecamatan Garum dan Talun
  • Utara : Kabupaten Malang dan Kabupaten Kediri
  • Timur : Kecamatan Wlingi dan Kabupaten Malang
  • Selatan : Kecamatan Talun dan Wlingi

Letak geografis Kecamatan Gandusari yang memiliki luas wilayah 88,23 Km2 . Terdiri atas 14 Desa, yaitu :

  1. Gondang
  2. Kotes
  3. Tambakan
  4. Sumberagung
  5. Sukosewu
  6. Gandusari
  7. Butun
  8. Ngaringan
  9. Gadungan
  10. Soso
  11. Slumbung
  12. Semen
  13. Tulungrejo
  14. Krisik

Pariwisata & Situs Sejarah

Kecamatan Gandusari yang geografisnya bervariasi memiliki dan menyimpan tempat tempat yang indah, menarik serta terdapat situs situs peninggalan sejarah yang sangat bernilai sejarah yang tinggi. Sementara ini tempat wisata yang telah dikomersialkan bagi pengunjung adalah tempat wisata Rambut Monte. Tempat ini berisi danau/telaga yang ada jenis ikan langka dan ada nilai mistis yang bernama ikan “Sengkaring”. Konon tidak ada yang berani mengambil ikan tersebut karena ada kepercayaan secara turun temurun pernah terjadi ada orang yang mengambil ikan itu , setelah sampai rumah ia bermimpi supaya si ikan dikembalikan ke tempat awal sehingga ia menjadi ketakutan. Selain ada ikan langka di tempat ini juga terdapat peninggalan situs / Candi Rambut Monte. Sumber rambut monte itu sendiri oleh umat Hindu dipercayai sebagai sumber suci dan diambil untuk dipergunakan dalam acara ritual keagamaan sebelum ke Pura.

Untuk situs yang berupa candi yang mudah disaksikan dan sering dikunjungi terutama pelajar, peneliti dan masyarakat adalah Candi Kotes yang terletak di tepi jalan raya Desa Sukosewu sebelah selatan. Situs yang ada selain Candi Kotes adalah Candi Wringin Branjang dan Situs Gadungan yang terletak di Gunung Gedang Desa Gadungan. Ada lagi situs Sukosewu, Situs Slumbung dan Situs Sumberagung. Situs Sumberagung sesaat setelah ditemukan di sungai Putih tertimbun lagi karena ada banjir yang membawa material pasir dan batu. Karena sungai terus digali pasir dan batunya akhirnya situs tersebut nampak lagi. Situs situs tersebut oleh pemerintah semua dijaga dan dipelihara dibawah pengawasan koordinasi Kepurbakalaan Trowulan yang berkantor pusat di Mojokerto. Di setiap lokasi Situs telah diangkat Juru kunci untuk merawat kebersihan dan keutuhan situs serta memberi laporan rutin tentang kondisi dan banyaknya pengunjung tiap bulanya.

Di Kecamatan Gandusari juga terdapat monumen sebagai simbul suatu peristiwa bersejarah. Monumen pertama adalah Monumen Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) di Desa Gadungan . Di tempat ini pernah terjadi peristiwa heroik yaitu pertempuran antara penjajah belanda dengan Tentara pelajar yang menelan banyak korban. Sementara monumen kedua adalah “Sabo Dam” sebagai peringatan pembuatan Tanggul pertama untuk mengantisipasi lahar dari gunung Kelud. Sabo Dam ini terletak di Desa Sumberagung. Sudah selayaknya tempat tempat tersebut selalu dijaga oleh semua pihak.

Potensi lainnya yang masih bisa dikembangkan adalah adanya 2 buahdanau/telaga yang terdapat di Pekebunan Ngusri Desa Gadungan dan Waduk Nyunyur di Desa Soso yang bisa dijadikan sarana rekreasi air dan pemancingan. Di Wilayah Kecamatan Gandusari juga telah ada kolam renang di empat tempat yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk rekreasi dan olah raga.